
Buku ini lahir dari kegelisahan sekaligus keyakinan penulis akan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya lokal, khususnya budaya Melayu Riau, dalam sistem pendidikan yang tidak hanya mengejar kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk kepribadian dan karakter yang berakar pada kearifan lokal.
Budaya Melayu Riau merupakan warisan luhur yang tidak hanya kaya secara estetis, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai pendidikan. Di dalamnya terkandung sistem norma, etika, dan filosofi hidup yang dapat menjadi fondasi kuat dalam proses pendidikan karakter bangsa. Namun di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, nilai-nilai budaya ini mulai terpinggirkan dalam praktik pendidikan formal. Oleh karena itu, penulis merasa penting untuk mengangkat dan mengkaji budaya Melayu Riau secara lebih sistematis dan ilmiah, dengan menggunakan pendekatan behavioristik dan kognitivistik sebagai perspektif utama dalam memahami peran budaya dalam dunia pendidikan.
Pendekatan behavioristik memandang proses pendidikan sebagai pembentukan perilaku melalui penguatan dan pembiasaan. Nilai-nilai budaya Melayu seperti sopan santun, penghormatan terhadap orang tua, dan musyawarah untuk mufakat merupakan bentuk nyata dari pembentukan perilaku sosial melalui lingkungan budaya yang konsisten. Sementara itu, pendekatan kognitivistik membantu kita memahami bahwa proses pendidikan tidak hanya sekadar membentuk perilaku, tetapi juga membentuk cara berpikir, memahami makna, serta menyusun struktur nilai dalam pikiran individu.